MTsN 16 Ciamis "BerGeMa"

Jumat, 08 Desember 2023

Berbahasa Indonesia Sesuai Suasana Sebagai Pemersatu Bangsa

 

Berbahasa Indonesia Sesuai Suasana Sebagai Pemersatu Bangsa 

Titin Latifah, S.Ag.

(ASN Guru Bahasa Indonesia di MTsN 16 Ciamis)

[email protected]

A.   Pendahuluan

Sejak dahulu, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multikultural dan sekaligus juga multilingual. Hal ini berarti bahwa setiap suku atau kelompok etnik mempunyai tradisi dan kebudayaan sendiri, termasuk keanekaan bahasanya. Bahasa-bahasa kelompok etnik tersebut, atau lebih dikenal sebagai bahasa daerah, selain dituturkan dan didukung oleh jumlah kelompok penutur yang sangat variatif, juga memiliki wilayah yang tersebar luas.

Tersebarnya bahasa daerah tertentu ke wilayah lain di Nusantara tentunya memungkinkan terjadinya persaingan antarbahasa daerah tersebut. Kalau dibiarkan pergesekan antarbahasa daerah tersebut, dikhawatirkan akan menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Apalagi wilayah Indonesia memiliki banyak pulau dan memiliki banyak ragam budaya, hal ini tentunya akan berimbas kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempersatukan bangsa yang berbeda beda budaya salah satunya adalah dengan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia yang sesuai suasana wilayah.

Bahasa yang masih hidup akan senantiasa mengalami perubahan, termasuk bahasa Indonesia. Perubahan itu sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat penuturnya dan juga karena kebutuhan masyarakat terhadap bahasa yang bersangkutan. Selain itu, luas wilayah pemakaian bahasa Indonesia yang tersebar di pulau-pulau yang secara geografis terpisahkan oleh laut memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa yang berkesinambungan dengan prinsip berbahasa yang sesuai suasana, walau acapkali yang dianggap baik belum tentu benar secara keilmuan (kaidah tata bahasa Indonesia).

B.   Pembahasan

Pengembangan bahasa Indonesia dilakukan melalui pemekaran kosakata. Pemekaran kosakata yang paling penting adalah dengan menggali potensi kosakata dari bahasa serumpun dalam hal ini adalah bahasa daerah yang tersebar di seluruh Nusantara. Dengan demikian, setiap keunggulan bahasa lokal akan menempati porsinya dalam membangun bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan. Dengan bersatunya seluruh wilayah Nusantara melalui sarana bahasa nasional, mudah-mudahan pertahanan bangsa akan semakin kokoh.

Yang menjadi titik fokus dalam pembahasan ini adalah tentang bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar; dan bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik. Maka dalam hal ini perlu berbahasa sesuai suasana, sehingga dapat dimengerti bagaimana konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar itu serta pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar tersebut.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi mempersatukan masyarakat Indonesia yang berasal dari beragam bahasa ibu. Perlu diketahui bahwa bahasa adalah pendukung utama dalam berkomunikasi antar sesama, agar pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada orang yang melakukan interaksi dan komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mampu menjadi jembatan komunikasi antarsuku yang memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda (Puspitasari, 2017:23). Oleh karena itu, Diperlukan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar dalam penyampaiannya tidak menimbulkan permasalahan karena kesalahpahaman. Dalam hal ini, ketepatan kaidah tata bahasa, intonasi, serta ekspresi menjadi komponen yang harus dipenuhi oleh sang pembicara dalam melakukan komunikasi.

Kemampuan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi penting untuk dipelajari. Karena pada dasarnya manusia memerlukan suatu aturan yang baku untuk berkomunikasi dengan yang lainnya. Agar dapat menyampaikan ide atau gagasan dengan baik dan benar diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Senada dengan itu, Puspitasari (2017:81) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang dimiliki dapat mempermudah penyampaian ide atau gagasan dalam berkomunikasi. Keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sosial. Dimana bahasa itu tumbuh di situ pula bahasa tersebut terbentuk. Hal ini karena mengungkapkan bahwa bahasa memiliki sifat yang unik dan berhubungan sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya.

Bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar. Bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik. Dalam konteks ini, bahwa bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Oleh karena itu, Kemampuan berbahasa yang baik yaitu menyesuaikan dengan lawan bicara, topik pembicaraan dan situasi pembicaraan. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar merujuk pada penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku. Dengan kata lain, bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang taat terhadap asas dan kaidah yang digunakan.

Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat dapat menimbulkan dampak negatif pada masa yang akan datang terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Kurangnya pengetahuan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan berkembangnya bahasa gaul di masyarakat menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia agar bahasa Indonesia tidak asing di negerinya sendiri. Agar bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa asing di negeri kita sendiri maka keberadaannya senantiasa harus dipelihara dan perkembangannya harus dicermati. Pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku menjadi prioritas utama. Karena jika ada penyimpangan dari kaidah yang berlaku dapat mempengaruhi makna pesan yang disampaikan.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan situasi dan kondisi di tempat terjadinya interaksi dan komunikasi. Maka pemilihan kata-kata yang sesuai untuk kepentingan interaksi sosial sangat tergantung pada budaya tempat bahasa itu digunakan. Misalnya, dalam situasi akrab dan santai, seperti di tempat hiburan atau warung kopi hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang tidak resmi. Dalam situasi formal seperti perkuliahan, seminar, dan acara formal hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal. Oleh karena itu, dalam penggunaannya bahasa Indonesia harus dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.

C.   Penutup

Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu bangsa. Sampai saat ini, bahasa Indonesia belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan melalui berbahasa sesuai suasana. Hal ini pulalah yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai sarana pemersatu bangsa dari ancaman disintegrasi.


Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.Lauder,

Multamia.2008. Orientasi Pengembangan Kosakata Dalam Menyongsong Masyarakat Madani di Indonesia. Jakarta: Depdiknas Pusat Bahasa.

Moeliono, Anton. 1981. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Ancangan Alternatif di Dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.

Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.

Sudibyo, Bambang. 2008. Bahasa Indonesia Wajib Dipakai di Sekolah Internasional. Media Indoensia, Edisi 17 Februari 2008.

Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: PT Priastu.

0 comments:

Posting Komentar