Berbahasa
Indonesia Sesuai Suasana Sebagai Pemersatu Bangsa
Titin Latifah, S.Ag.
(ASN Guru Bahasa Indonesia di MTsN 16 Ciamis)
A. Pendahuluan
Sejak dahulu,
bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multikultural dan sekaligus juga
multilingual. Hal ini berarti bahwa setiap suku atau kelompok etnik mempunyai
tradisi dan kebudayaan sendiri, termasuk keanekaan bahasanya. Bahasa-bahasa
kelompok etnik tersebut, atau lebih dikenal sebagai bahasa daerah, selain
dituturkan dan didukung oleh jumlah kelompok penutur yang sangat variatif, juga
memiliki wilayah yang tersebar luas.
Tersebarnya
bahasa daerah tertentu ke wilayah lain di Nusantara tentunya memungkinkan terjadinya
persaingan antarbahasa daerah tersebut. Kalau dibiarkan pergesekan antarbahasa
daerah tersebut, dikhawatirkan akan menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Apalagi
wilayah Indonesia memiliki banyak pulau dan memiliki banyak ragam budaya, hal
ini tentunya akan berimbas kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempersatukan
bangsa yang berbeda beda budaya salah satunya adalah dengan bahasa nasional
yaitu bahasa Indonesia yang sesuai suasana wilayah.
Bahasa yang masih hidup akan senantiasa mengalami perubahan, termasuk bahasa Indonesia. Perubahan itu sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat penuturnya dan juga karena kebutuhan masyarakat terhadap bahasa yang bersangkutan. Selain itu, luas wilayah pemakaian bahasa Indonesia yang tersebar di pulau-pulau yang secara geografis terpisahkan oleh laut memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa yang berkesinambungan dengan prinsip berbahasa yang sesuai suasana, walau acapkali yang dianggap baik belum tentu benar secara keilmuan (kaidah tata bahasa Indonesia).
B. Pembahasan
Pengembangan
bahasa Indonesia dilakukan melalui pemekaran kosakata. Pemekaran kosakata yang
paling penting adalah dengan menggali potensi kosakata dari bahasa serumpun dalam
hal ini adalah bahasa daerah yang tersebar di seluruh Nusantara. Dengan
demikian, setiap keunggulan bahasa lokal akan menempati porsinya dalam
membangun bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan. Dengan bersatunya
seluruh wilayah Nusantara melalui sarana bahasa nasional, mudah-mudahan
pertahanan bangsa akan semakin kokoh.
Yang menjadi
titik fokus dalam pembahasan ini adalah tentang bahasa Indonesia yang baik
belum tentu benar; dan bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik. Maka dalam
hal ini perlu berbahasa sesuai suasana, sehingga dapat dimengerti bagaimana
konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar itu serta pentingnya penggunaan
bahasa yang baik dan benar tersebut.
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi mempersatukan masyarakat
Indonesia yang berasal dari beragam bahasa ibu. Perlu diketahui bahwa bahasa
adalah pendukung utama dalam berkomunikasi antar sesama, agar pesan dapat
tersampaikan dengan baik kepada orang yang melakukan interaksi dan komunikasi.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mampu menjadi jembatan komunikasi
antarsuku yang memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda (Puspitasari, 2017:23).
Oleh karena itu, Diperlukan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar
dalam penyampaiannya tidak menimbulkan permasalahan karena kesalahpahaman. Dalam
hal ini, ketepatan kaidah tata bahasa, intonasi, serta ekspresi menjadi
komponen yang harus dipenuhi oleh sang pembicara dalam melakukan komunikasi.
Kemampuan
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi penting untuk dipelajari. Karena pada
dasarnya manusia memerlukan suatu aturan yang baku untuk berkomunikasi dengan
yang lainnya. Agar dapat menyampaikan ide atau gagasan dengan baik dan benar
diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Senada dengan itu,
Puspitasari (2017:81) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang dimiliki dapat
mempermudah penyampaian ide atau gagasan dalam berkomunikasi. Keberadaan bahasa
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sosial. Dimana bahasa itu tumbuh di situ
pula bahasa tersebut terbentuk. Hal ini karena mengungkapkan bahwa bahasa
memiliki sifat yang unik dan berhubungan sangat erat dengan budaya masyarakat
pemakainya.
Bahasa
Indonesia yang baik belum tentu benar. Bahasa Indonesia yang benar belum tentu
baik. Dalam konteks ini, bahwa bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Oleh karena itu,
Kemampuan berbahasa yang baik yaitu menyesuaikan dengan lawan bicara, topik
pembicaraan dan situasi pembicaraan. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar
merujuk pada penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturan atau kaidah
yang berlaku. Dengan kata lain, bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang
taat terhadap asas dan kaidah yang digunakan.
Penggunaan
bahasa gaul oleh masyarakat dapat menimbulkan dampak negatif pada masa yang
akan datang terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
Kurangnya pengetahuan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan
berkembangnya bahasa gaul di masyarakat menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia
agar bahasa Indonesia tidak asing di negerinya sendiri. Agar bahasa Indonesia
tidak menjadi bahasa asing di negeri kita sendiri maka keberadaannya senantiasa
harus dipelihara dan perkembangannya harus dicermati. Pada situasi formal,
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang
berlaku menjadi prioritas utama. Karena jika ada penyimpangan dari kaidah yang
berlaku dapat mempengaruhi makna pesan yang disampaikan.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan situasi dan kondisi di tempat terjadinya interaksi dan komunikasi. Maka pemilihan kata-kata yang sesuai untuk kepentingan interaksi sosial sangat tergantung pada budaya tempat bahasa itu digunakan. Misalnya, dalam situasi akrab dan santai, seperti di tempat hiburan atau warung kopi hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang tidak resmi. Dalam situasi formal seperti perkuliahan, seminar, dan acara formal hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal. Oleh karena itu, dalam penggunaannya bahasa Indonesia harus dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.
C. Penutup
Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu bangsa. Sampai saat ini, bahasa Indonesia belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan melalui berbahasa sesuai suasana. Hal ini pulalah yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai sarana pemersatu bangsa dari ancaman disintegrasi.
Daftar Pustaka
Arifin, Zaenal. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika
Pressindo.Lauder,
Multamia.2008. Orientasi Pengembangan Kosakata Dalam Menyongsong
Masyarakat Madani di Indonesia. Jakarta: Depdiknas Pusat Bahasa.
Moeliono, Anton. 1981. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Ancangan Alternatif di Dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.
Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan.
Bandung: CV Diponegoro.
Sudibyo, Bambang. 2008. Bahasa Indonesia Wajib Dipakai di
Sekolah Internasional. Media Indoensia, Edisi 17 Februari 2008.
Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia dengan Benar.
Jakarta: PT Priastu.
0 comments:
Posting Komentar